Suku Orang Darat, Pemukim Asli dari Pulau Rempang

Sekolahnews.com –Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tengah menjadi sorotan karena konflik warga sekitar dengan pemerintah. Konflik tersebut mengundang simpati dari masyarakat Indonesia.
Tetapi karena konflik ini membuka sebuah fakta bahwa Batam yang terkenal dengan kawasan industri memiliki kelompok suku asli yang terancam punah. Jumlah mereka sekarang hanya tinggal sembilan orang.
ang-orang sering menyebut kelompok itu suku hutan, tetapi mereka lebih suka menyebut diri Orang Darat. Suku Orang Darat tidak hidup seperti sekarang, mereka hidup secara nomaden atau berpindah-pindah karena hutan di Pulau Rempang cukup luas.
“Rumah ayah saya dulu atapnya dari daun dan alasanya dari ranting pohon. Tak ada dinding. Jadi mudah kalau mau pindah,” kata Lamat, seorang warga asli Pulau Rempang yang dimuat Kompas.
Para pemburu ulung
Penelitian soal Suku Orang Darat dilakukan oleh peneliti asal Jerman bernama Hans Kahler. Dirinya melakukan penelitian di Pulau Batam dan Pulau Rempang pada Juli – September 1939 di mana dia menemui 13 Orang Darat.
Disebutkan oleh Kahler, Suku Orang Darat merupakan pemburu yang ulung. Kebanyakan mereka memelihara anjing dan memiliki senjata sumpit serta tombak. Mereka mengkonsumsi hampir semua jenis hewan di hutan, kecuali ular berbisa.
“Laki-laki dan perempuan Suku Orang Darat sama-sama gemar mengunyah buah pinang, merokok, minum tuak, dan menghisap candu. Bahan-bahan itu mereka dapat dari pedagang China yang dibarter dengan rotan dan hasil hutan lainnya,” ucapnya.
Sementara itu, catatan Suku Orang Darat juga bisa dilihat dari seorang pejabat Belanda, Elisa Netscher yang pernah berkunjung ke Pulau Rempang sekitar tahun 1946. Kala itu Pulau Rempang dihuni oleh Suku Melayu Galang, Orang Darat, dan Orang Laut.