Telkom University Choir Juara Kompetisi Internasional Virtual
Sekolahnews – Sebuah prestasi kelas internasional yang membanggakan kali ini datang dari salah satu kampus di Bandung, Telkom University. Tim Telkom University Choir kali ini mendulang prestasi dalam ajang Bandung Choral Society (BCS), World Virtual Choir Festival 2020, yang digelar pada 27-31 Juli 2020 silam.
Seperti yang tercantum pada tajuknya, kompetisi paduan suara internasional ini dilakukan secara virtual. Ada 20 tim peserta yang mengirimkan hasil rekaman penampilannya kepada pihak panitia dan di unggah melalui kanal YouTube.
Mayoritas peserta memang datang dari Indonesia, namun terdapat dua peserta yang berasal dari Malaysia. Tim Telkom University Choir sendiri diketahui mengirim dua tim dengan pembagian tim sebagai Telkom University Choir itu sendiri dan Telkom University Garuda Gana.
Baca juga: Maria Sinaga Juara Menyanyi di Swedia
Kedua tim yang berjumlah 87 penyanyi di bawah arahan pelatih Aldo Randy Ginting itu sama-sama meraih prestasi di masing-masing kategori. Ada tiga penghargaan yang diraih dan dua diantaranya meraih Gold Medal alias posisi tertinggi.
Tim Telkom University Choir meraih Gold Medal untuk Folklore Category dan BCS Special Award sebagai The Most Liked Video. Ini karena perolehan jumlah penyuka video (likes) mampu mencapai angka 19.750.
Sedangkan tim Telkom Univerisity Choir Garuda Gana meraih Gold Medal untuk Mixed Category.
Pada kompetisi tersebut, tim Telkom University Choir membawakan lagu Janger dari Bali menggunakan aransemen dari Agustinus Bambang Jusana dan Avip Priatna.
Sedangkan tim Telkom University Choir Garuda Gana dari Mixed Category membawakan lagu berbahasa Spanyol berjudul Noche karya Lorenzo Donati dari komposer asal Italia.
Selain dua tim dari Telkom University, berikut daftar peserta yang mengikuti ajang kompetisi internasional tersebut dan berhasil ‘’dikalahkan’’ oleh tim Telkom University.
- El Coro Ensemble, Malaysia
- Gita Maizan Children’s Choir, Yogyakarta, Indonesia
- IPC Choir, Jakarta, Indonesia
- Belisario Choir, Palembang, Indonesia
- Gita Bahana Spedusa, Semarang, Indonesia
- Octavox, Kuala Lumpur, Malaysia
- PSM Swara Wadhana, UNY, Yogyakarta, Indonesia
- Unima Choir, Manado, Indonesia
- Svarna Gita, Pekanbaru, Indonesia
- Jinggaswara Itenas Student Choir, Bandung, Indonesia
- LSPR Choir, Jakarta, Indonesia
- Bina Vokalia Bali, Denpasar, Indonesia
- Gema Choir, Magelang, Indonesia
- Brawijaya Economic Choir, Malang, Indonesia
- PS Sekpel IV GPIB Bukit Zaitun Makassar, Makassar, Indonesia
- Brilian Choir of Bank BRI, Jakarta, Indonesia
- PSM Atma Jogja, Yogyakarta, Indonesia
Selain peserta yang melibatkan berbagai negara, juri yang ditunjuk untuk menilai penampilan para peserta pun dipilih dari berbagai negara. Mereka adalah Jonathan Velascko (Filipina), Susanna Saw (Malaysia), Jennifer Tham (Singapura), Michael Joseph Barrett (Afrika Selatan), Daud Kosasih (Indonesia), dan Tommyanto Kandisaputra (Indonesia).
Dilakukan Serba Virtual
Kondisi pandemi Covid-19 ini memang bukan jadi alasan para pekerja seni untuk tidak terus menggali kreativitasya. Dengan diadakannya BCS World Virtual Choir Festival 2020, para peserta dituntut untuk memberikan penampilan terbaiknya meski paduan suara dilakukan secara virtual.
‘’Kompetisi kali ini merupakan kompetisi virtual di mana seluruh persiapan pun dilakukan secara virtual. Para penyanyi tersebar di 46 kota dari seluruh Indonesia dan berlatih secara virtual melalui (aplikasi video virtual) Zoom. Mereka merekam audio dan video dari rumah masing-masing dan ini merupakan hal baru bagi kami,’’ ungkap Niken selaku Ketua Tim Kompetisi, Telkom University Choir, dilansir dari laman Telkom University.
Saat GNFI melihat persyaratan dan hal-hal teknis pelaksanaan kompetisi ini pun tercantum beberapa hal yang menjadi standar syarat peserta lolos kualifikasi.
Dilansir dari laman Bandung Choral, salah satu hal teknis yang harus dipenuhi oleh peserta adalah rekaman video harus dalam posisi landscape, jarak antara kamera dan penyanyi adalah 30-50 cm. Rekaman video juga dianjurkan dilakukan di ruangan yang tenang atau biasa disebut dengan dry acoustics.
Hasil rekaman pun merupakan hasil rekaman dari dua bentuk gawai, yaitu satu gawai untuk merekam penampilan dan ekspresi penyanyi, dan satu gawai lainnya khusus untuk merekam suara.
Tentu saja kedua hasil rekaman adalah hasil rekaman bersih. Tidak terdapat ‘’bocor’’ baik itu secara visual maupun noise pada rekaman suara.
Nantinya hasil rekaman yang sudah jadi harus diunduh dan para juri akan menilai dari tautan video yang dikirimkan.
Baca juga: Claudia, Si Gadis Cirebon Juara The Voice of Germany
Saat GNFI melihat hasil rekaman seluruh peserta, kenyataannya para peserta rupanya mampu menggali kreativitas mereka sehingga menghasilkan hasil rekaman paduan suara yang tetap indah didengar dan dapat dinikmati secara visual.
Paduan Suara Asia Tenggara Pertama Lolos Grand Prix
Sejak terbentuk pada 21 Februari 2014 silam, bukan hanya sekali Telkom University Choir meraih penghargaan pada kompetisi paduan suara di kelas internasional. Salah satu prestasi bergengsi yang pernah diraih oleh mereka adalah menjadi juara pada ajang Grand Prix Champion di Taipei International Choral Competition 2019 lalu.
Selanjutnya, jika pandemi sudah berakhir, Telkom University Choir juga akan berkompetisi di World Choral Championship di Rimini, Italia 2021 mendatang. Kompetisi ini adalah kompetisi lanjutan dari kompetisi tingkat Grand Prix yang nantinya Telkom University Choir akan berkompetisi untuk mewakili Indonesia juga Asia Tenggara.
Telkom University Choir sendiri merupakan paduan suara pertama Indonesia dan Asia Tenggara yang berhasil lolos untuk sampai ke tingkat World Choral Championship, loh!
Kita doakan supaya pandemi segera berakhir dan Telkom University Choir bisa meraih juara lagi di tingkat World Choral Championship-Italia!
Sumber: goodnewsfromindonesia.id