Virus Nipah, Teror Baru Virus Dunia
Sekolahnews.com — Pandemi Covid-19 belum usai, namun penduduk di Asia sudah diingatkan akan ancaman virus baru dengan tingkat kematian yang jauh lebih tinggi. Namanya virus Nipah.
Virus Nipah pertama kali dikenali pada 1999 setelah mewabah di Malaysia. Virus ini berasal dari kelelawar seperti SARS-CoV-2 dan dalam 20 tahun terakhir telah mewabah di Malaysia, Singapura, India, dan Australia Utara. Virus Nipah memiliki tingkat kematian 40% hingga 75% dan sampai kini belum ada vaksinnya.
“Virus Nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar. Nipah bisa meledak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang resistan terhadap obat,” kata Jayasree K. Iyer, direktur eksekutif Access to Medicine Foundation, sebuah nirlaba yang berbasis di Belanda, dilansir Republika.co.id, Kamis (28/1/2021).
Baca juga: Apa Perbedaan Kuman dan Virus?
Kenapa virus Nipah bisa menjadi calon pandemi baru? Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan jika virus nipah meluar di satu populasi maka sebarannya bisa menghabiskan tiga perempat populasi itu.
Nama Nipah diambil dari nama Kampung Sungai Nipah di Malaysia tempat pertama terjadi Kejadian Luar Biasa virus Nipah.
Virus ini diduga secara alami menginfeksi kelelawar buah (dari genus Pteropis), tapi juga bisa menginfeksi babi dan hewan peliharaan lainnya, serta manusia.
Infeksi manusia dengan virus Nipah di India dan Bangladesh dikaitkan dengan konsumsi getah kurma mentah yang terkontaminasi oleh kelelawar buah.
Menurut catatan Center of Disease Control Amerika Serikat (CDC) penularan virus nipah ke manusia dapat terjadi setelah kontak langsung dengan kelelawar yang terinfeksi, babi yang terinfeksi atau manusia yang terinfeksi virus ini.
Kejadian di Malaysia dan Singapura, masyarakat tertular virus Nipah setelah melakukan kontak dekat dengan babi yang terinfeksi, seperti dikutip dari situs CDC. Kasus Bangladesh dan India dikaitkan dengan konsumsi buah kurma yang sudah terinfeksi dari kelelawar.
Infeksi virus Nipah dikaitkan dengan ensefalitis (radang otak). Setelah pemaparan dan masa inkubasi 5-14 hari, penyakit muncul dengan demam dan sakit kepala selama 3-14 hari, diikuti dengan kantuk, disorientasi, dan kebingungan mental.
Baca juga: Cara Mengatasi Imunitas Yang Lemah
Namun, di beberapa kasus gejala virus Nipah bisa memburuk hingga pasien mengalami koma dalam rentang waktu 24 hingga 48 jam.
Berikut gejala virus Nipah, dikutip dari laman resmi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (AS).
Gejala ringan:
- Demam
- Sakit kepala
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Sulit bernapas
- Muntah
Gejala parah:
- Disorientasi, mengantuk, atau kebingungan
- Kejang
- Koma
- Pembengkakan otak (ensefalitis)
- Kematian
Bagaimana cara menghindari virus Nipah?
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari penularan virus Nipah, dikutip dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Baca juga: Apa itu Pandemi Fatigue?
- Mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air
- Hindari kontak dengan kelelawar atau babi yang sakit
- Hindari area tempat kelelawar biasanya bertengger
- Hindari konsumsi nira kurma mentah
- Hindari konsumsi buah-buahan yang mungkin terkontaminasi oleh kelelawar
- Hindari kontak dengan cairan tubuh siapa pun yang diketahui terinfeksi NiV
- Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya harus dipakai saat menangani hewan yang sakit.