Welin Kusuma, Hobi Kuliah dan Raih 35 Gelar

Sekolahnews.com — Beberapa waktu lalu, nama Welin Kusuma tengah ramai diperbincangkan di Indonesia. Sebab pria itu memiliki 35 gelar pendidikan.

Welin Kusuma, lahir di Makasar, 8 Maret 1981 dan sekarang berusia 39 tahun adalah seorang pemilik 35 gelar asal Indonesia, yaitu 12 gelar S1, 3 gelar S2, dan 20 gelar profesional. Semuanya dilakukan dalam waktu 15 tahun.

Welin mulai menempuh studi di Teknik Industri Universitas Surabaya (Ubaya) pada 1999. Pada pertengahan kuliah, Welin mulai menyadari bahwa ia bisa belajar banyak hal dari teknik industri. Disaat yang bersamaan ia juga kuliah di beberapa kampus berbeda, mulai tahun 2001.

Baca juga : Ini 13 Perguruan Tinggi Negeri Terbaik di Indonesia 2019

Selain di Ubaya, ia juga berkuliah di STIE Urip Sumoharjo, Universitas Terbuka, Universitas Airlangga, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya, dan Universitas Kristen Petra.

Semuanya pada jenjang S1 di bidang manajemen, administrasi bisnis, hukum, teknik informatika, bahasa Inggris, administrasi publik, statistika, dan akuntansi.

Welin pun juga mengambil beberapa program magister. Ia telah mendapatkan S2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (teknik industri) dan Universitas Airlangga (manajemen dan kenotariatan.

Selanjutnya ia menempuh lebih banyak lagi pendidikan profesional, antara lain meliputi perencana keuangan, brand development, manajemen produk, konsultan pajak, sumber daya manusia, hingga akuntan.

Apabila nama lengkapnya ditulis dengan seluruh gelarnya, kurang lebih akan tertulis Welin Kusuma, ST, SE, S.Sos, SH, S.Kom, SS, SAP, S.Stat, S.Akt, MT, MSM, Mkn, RFP-I, CPBD, CPPM, CFP, Aff.WM, BKP, QWP, CPHR, ICPM, AEPP, CBA, CMA.

Semua gelar tersebut diperolehnya sejak 1999 sampai 2014 dan masih akan terus bertambah. Gelar-gelar inilah yang kemudian mengantarkan Welin menerima penghargaan rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai peraih gelar multidisiplin terbanyak.

Welin menempuh seluruh proses perkuliahan dan pendidikan tersebut selama 15 tahun. Hebatnya lagi, beberapa proses perkuliahan ia jalani dalam waktu bersamaan. Ia bahkan pernah menempuh 111 SKS dalam satu semester yang mengantarkannya meraih rekor MURI kedua.

Welin Kusuma terinspirasi dari sang ayah untuk belajar ilmu sebanyak mungkin. Meski ayahnya tidak memiliki gelar sarjana, beliau tak berhenti belajar berbagai bidang dan menekuni beberapa pekerjaan. 

Ayah Welin Kusuma berprofesi di bidang wiraswasta, usaha bahan bangunan, hingga mereparasi barang-barang elektronik. Dirinya juga kerap membetulkan barang elektronik tetangga secara gratis. 

Baca juga: Kisah Inspiratif Prof Udin, Sang Marbot Masjid

“Ayah saya menempuh banyak kursus di bidang reparasi dan kelistrikan telah membuktikan kepada saya bahwa pengetahuan dan keterampilannya sangat berguna bagi keluarga dan orang lain.”

“Kuliah dan mengumpulkan gelar bagi saya bukan tujuan akhir melainkan sarana untuk memperoleh pengetahuan baru yang berguna bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat”.

“Dengan pengalaman belajar yang saya miliki, saya aktif mengajak dan memotivasi anak muda untuk pantang menyerah dalam menempuh pendidikan sehingga dapat mencapai cita-cita,” tulisnya yang dikutip dari Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Dalam masa pandemi Virus Corona COVID-19 ini, Welin Kusuma juga tak menyia-nyiakan situasinya selama di rumah saja. Karenanya, dalam satu bulan, ia pernah mengikuti 100 webinar.

Motivasinya untuk tetap menempuh ilmu adalah agar dia dapat membantu masyarakat lainnya. 

Baca juga: Inspiratif! Terlahir Tuli Lulus Cum Laude di New York

“Motivasi saya untuk belajar yaitu dengan belajar maka saya memperoleh pengetahuan yang berguna bagi kehidupan saya, keluarga dan masyarakat,” tulis Welin dalam sesi tanya jawab daring kami. 

Welin pun mengaku bahwa dirinya suka belajar tanpa ada paksaan dari siapapun. Welin juga menuturkan agar anak-anak muda tidak mudah menyerah ketika dihadapkan dengan tantangan dalam dunia pendidikan. Salah satu dari tantangan ini adalah proses pemilihan jurusan yang tepat. 

Salah satu saran dari Welin untuk mengikuti sistem belajar online yang memiliki tantangan ini adalah, agar para murid tidak malu bertanya ketika ada hal yang kurang jelas. (Berbagai sumber).