3 Tips Kuliah di Luar Negeri Tanpa TOEFL

SekolahNews — Buat kamu yang mau kuliah di luar negeri tapi skor TOEFL-nya masih rendah, atau belum punya skor TOEFL, artikel ini akan membahas cara kuliah di luar negeri tanpa TOEFL yang dilansir dari ppi.id

Yang dimaksud TOEFL di sini adalah tes bahasa Inggris terstandar. Bisa TOEFL, IELTS, dan lain-lain. Tapi supaya gampang, sebut saja TOEFL. Ada 3 tips buat kamu supaya bisa kuliah di luar negeri tanpa TOEFL. Yuk, langsung saja kita bahas.

Baca juga: Catat! Ini Kisaran Biaya Kuliah di Benua Eropa

Tips pertama: Ikut pelatihan bahasa Inggris di kampus tujuan 

Banyak kampus di luar negeri yang menawarkan program pelatihan bahasa Inggris sebelum kamu masuk kuliah. Jadi kamu daftar ke kampus itu dan nanti ikut pelatihan bahasa Inggris dulu sebelum masuk ke perkuliahan. 

Durasi pelatihannya sekitar 3 sampai 6 bulan. Untuk bisa ikut pelatihan bahasa ini, kamu tetap harus tes TOEFL. Tapi, berapapun skornya tidak masalah. Pelatihannya akan menyesuaikan dengan skor TOEFL yang kamu punya. Semakin rendah skor TOEFL kamu, maka pelatihannya akan semakin panjang.

Kalau TOEFL kamu semakin bagus, artinya semakin pendek pelatihan yang harus kamu ikuti. Tentu saja, untuk bisa ikut pelatihan bahasa Inggris di kampus tujuan di luar negeri, kamu harus bayar ya. Tapi kalau enggak punya biaya, gimana? Tenang, ada tips yang kedua. 

Tips kedua: Cari beasiswa yang ada pelatihan bahasa Inggris-nya 

Banyak lembaga pemberi beasiswa yang sekaligus menyediakan pelatihan bahasa. Contohnya, beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS) dan beasiswa LPDP Afirmasi. Beasiswa-beasiswa itu memberikan pelatihan bahasa Inggris secara gratis. 

Pada saat kamu daftar, tetap perlu skor TOEFL tapi tidak terlalu tinggi permintaannya. Kemudian, sebelum kuliah kamu akan diikutkan pelatihan bahasa Inggris secara gratis. Modelnya juga sama, kalau skor TOEFL kamu awalnya rendah, maka nanti harus ikut pelatihan yang lebih lama. Kalau skor kamu sudah lumayan bagus, maka waktu pelatihannya jadi lebih sebentar. Jadi setelah lulus seleksi beasiswa, seperti administrasi, wawancara dan sebagainya, nanti kamu akan diikutkan program pelatihan bahasa Inggris, gratis.

Kamu akan ikut pelatihan sampai dengan kamu bisa memenuhi syarat skor TOEFL untuk bisa kuliah di luar negeri. Bagaimana kalau kamu tidak bisa ikut pelatihan bahasa Inggris di luar negeri (tips pertama), dan tidak bisa mendapat beasiswa yang ada pelatihan bahasa Inggris-nya (tips kedua)? Tenang, ada solusi yang ketiga.

Tips ketiga: Coba belajar bahasa lain 

Guys, kuliah di luar negeri itu enggak harus selalu pakai bahasa Inggris. Banyak negara-negara lain yang di sana memiliki kampus-kampus top, yang kuliahnya tidak menggunakan bahasa Inggris. Jadi kalau kamu sudah mentok belajar bahasa Inggris, skor TOEFL-nya enggak naik-naik, jangan khawatir.

Kamu coba belajar bahasa yang lain. Pilihlah kuliah di luar negeri yang tidak menggunakan bahasa Inggris. Terserah kamu, mau pilih belajar bahasa Jerman, bahasa Prancis, bahasa Arab, bahasa Korea, bahasa Cina, dll. Mana saja yang kamu suka, yang lebih gampang dibandingkan belajar bahasa Inggris. Kalau kamu bisa bahasa Prancis, kamu bisa kuliah di Paris dan setiap hari bisa melihat Menara Eiffel.

Baca juga: 5 Kampus Terbaik di Asia 2019

Kalau kamu menguasai bahasa Korea, kamu bisa kuliah di sana dan bisa bertemu dengan bintang-bintang K-Pop. Kamu tidak perlu belajar bahasa-bahasa itu sampai mahir ya. Cukup belajar dasarnya aja. Nanti di sana akan diberi pelatihan bahasa. Negara-negara seperti Prancis, Turki, dan Cina akan memberi pelatihan bahasa selama satu tahun di sana, sebelum kamu mulai kuliah intinya.

Kesimpulannya, kalau kamu mau kuliah di luar negeri tapi tidak bisa bahasa Inggris, kamu punya 3 pilihan:

  1. Belajar bahasa Inggris di kampus tujuan
  2. Cari beasiswa yang ada pelatihan bahasanya
  3. Coba belajar bahasa lain, selain bahasa Inggris

Tiga tips ini bisa jadi solusi, buat kamu yang mau kuliah di luar negeri tapi terkendala persyaratan bahasa. Semoga bermanfaat!