7 Penyakit yang Muncul Saat Musim Pancaroba

Sekolahnews.com – Saat memasuki pergantian musim, disarankan untuk meningkatkan upaya menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, sehingga Anda dapat menghindari berbagai penyakit musim pancaroba.

Pada masa pergantian musim kemarau ke musim penghujan ini, ada beberapa jenis penyakit  yang bisa menyerang kita dan keluarga.

Musim ini biasa ditandai dengan cuaca atau perubahan suhu udara yang tidak menentu, seperti banyak angin dan hujan.

Baca juga: Tips Jaga Kesehatan Saat Pancaroba

Dikutip dari sehatq.com, penyakit pada pancaroba ini muncul karena :

  • Pada musim pancaroba (terutama dari kemarau ke musim hujan), orang cenderung lebih sering berada atau berkumpul di tempat tertutup. Keadaan ini juga menyumbang pada peningkatan risiko penularan infeksi.
  • Virus dan bakteri dinilai mampu hidup lebih lama dan berkembang pada suhu serta kelembapan yang lebih rendah, seperti pada musim pancaroba.
  • Musim pancaroba dianggap berpotensi membuat aliran darah menyempit, mengurangi kadar vitamin D, serta menurunkan sistem imun tubuh.

Berikut adalah beberapa penyakit yang perlu Anda waspadai terjadi pada musim pancaroba:

1. Infeksi saluran pernapasan

Infeksi saluran pernapasan bawah yang disebabkan oleh virus, terutama pada anak-anak balita, karena sistem imunitas anak-anak belum terbentuk sempurna.

Gejalanya adalah batuk, sesak napas, meningkatnya frekuensi pernapasan, rasa sesak di dada, atau bunyi mengi saat bernapas. Penyakit infeksi saluran pernapasan bisa berupa bronkhitis, pneumonia, dan bronchiolitis.

Infeksi saluran pernapasan ini ditularkan melalui percikan ludah yang mengandung virus, saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Bisa juga dengan kontak tidak langsung melalui permukaan benda yang sudah terkontaminasi virus dari percikan ludah atau sentuhan tangan orang yang terinfeksi. Salah satu cara yang efektif mencegahnya yaitu menjaga kebersihan dan rajin mencuci tangan.

2. Influenza

Berdasarkan sebuah studi mengenai virus influenza atau flu yang menjangkiti anak-anak, diketahui kasus terbanyak terjadi saat musim hujan, termasuk di Indonesia. Virus ini akan menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Setelah Kehujanan

Pada umumnya, flu bisa sembuh dengan sendirinya. Namun pada anak balita, terutama anak berusia di bawah 2 tahun, dan lansia di atas 65 tahun, penyakit musim pancaroba ini bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

Anda perlu beristirahat yang cukup dan mengonsumsi banyak air putih untuk meringankan gejala flu yang diderita. Pada kasus tertentu, dokter akan merekomendasikan obat antivirus untuk mengatasi penyakit flu.

3. Demam Berdarah Dengeu

DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi oleh virus dengue. Gejala DBD antara lain demam tinggi secara tiba-tiba, sakit kepala parah, nyeri di bagian belakang mata, nyeri otot dan sendi, lemas, mual, muntah, mudah memar, munculnya bintik-bintik di kulit, hingga perdarahan ringan di sekitar gusi dan hidung. Yang perlu diwaspadai adalah komplikasi dari DBD, yaitu perdarahan berat, syok, hingga kematian.

Untuk mengurangi risiko terkena DBD, penting untuk mencegah perkembangan populasi nyamuk. Hal ini dapat dilakukan dengan menyingkirkan barang-barang yang bisa menjadi sarang nyamuk, seperti kaleng, pot, atau ban bekas yang menampung air hujan.

Jangan lupa juga untuk membersihkan bak mandi atau tempat minum binatang peliharaan secara teratur, serta menutupnya secara rapat.

4. Chikungunya

Mirip dengan DBD, chikungunya merupakan infeksi virus yang disebarkan lewat gigitan nyamuk. Kondisi ini bisa menyebabkan demam selama beberapa hari serta nyeri sendi yang bisa bertahan selama beberapa minggu.

Baca juga: Ini 6 Efek Buruk Terlalu Sering Konsumsi Minuman Kekinian

Dokter mungkin akan memberikan obat-obatan yang dapat membantu meringankan demam dan nyeri sendi yang diderita. Untuk pemulihan, Anda disarankan untuk beristirahat yang cukup dan banyak mengonsumsi air putih guna mencegah

5. Asma

Asma adalah kondisi menyempit dan membengkaknya saluran napas yang juga memproduksi lebih banyak lendir. Keadaan ini membuat proses bernapas sangat sulit, memicu batuk-batuk, dan menimbulkan suara mengi atau bengek.

Temperatur udara yang lebih rendah serta angin yang lebih kencang berpotensi membawa lebih banyak alergen (pemicu alergi). Inilah yang berhubungan dengan meningkatnya kasus asma selama musim pancaroba.

Tidak hanya itu, adanya gangguan saluran pernapasan (seperti flu) juga menambah risiko serangan asma.

6. Zika

Sama halnya dengan DBD dan chikungunya, virus zika menyebar melalui gigitan nyamuk, namun bisa pula ditularkan melalui hubungan seksual dan transfusi darah. Virus zika dapat ditularkan ibu hamil ke janin dan bisa menyebabkan bayi menderita microcephaly 

Saat penyakit musim pancaroba ini diderita, Anda akan mengalami demam, nyeri sendi, sakit kepala, ruam, gatal di seluruh tubuh, mata merah, nyeri otot, nyeri punggung, hingga nyeri pada bagian belakang mata.

Baca juga: Studi: Generasi Milenial Rentan Terserang Penyakit Mematikan

Gejala tersebut biasanya terjadi sekitar tujuh hari dan akan hilang dengan sendirinya. Anda disarankan untuk beristirahat yang cukup dan mengonsumsi banyak air putih untuk meringankan gejala yang muncul.

7. Diare

Peningkatan jumlah virus dan bakteri selama musim pancaroba diduga merupakan penyebab banyaknya kasus diare pada musim ini. Infeksi virus atau bakteri di balik diare biasanya terjadi akibat konsumsi makanan yang telah terkontaminasi.

Gejala diare umumnya berupa tinja yang encer dan sakit perut yang melilit. Sejumlah gangguan pencernaan lain juga bisa menyertai, seperti kembung dan mual.

Diare biasanya akan sembuh dalam beberapa hari dengan pengobatan mandiri di rumah. Misalnya, banyak minum dan beristirahat.Namun jika diare terus berlangsung atau tidak kunjung sembuh meski sudah 24 jam, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter.