Apa Kucing Boleh Makan Nasi?

Sekolahnews.com – Melihat kucing makan nasi tentu sering kita lihat ya, banyak pemilik kucing yang masih memberikan nasi untuk kucingnya biasanya dicampurkan dengan ikan. Sebenarnya boleh tidak memberikan nasi pada kucing?

Bagi manusia, karbohidrat seperti nasi adalah salah satu sumber energi utama yang menjadikan makanan ini tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, terutama di Indonesia.

Namun hal yang sama tidak berlaku untuk kucing. Oleh karena itu, dokter hewan menegaskan pentingnya menghentikan kebiasaan memberi nasi kepada kucing.

Pencernaan kucing didesain sebagai karnivora obligat atau pemakan daging, berbeda dengan anjing yang merupakan omnivora. Walaupun anjing tetap memerlukan juga protein hewani, tapi bisa mendapatkan zat nutrisi lain dari bahan makanan lain seperti sayur, dan sumber karbohidrat. Tapi kucing, memiliki keunikan karena kemampuan pencernaan kucing yang membutuhkan beberapa protein dan asam amino yang tidak bisa didapatkan dari bahan selain daging, ayam, maupun ikan.

Menurut dokter hewan Radhiyan Fadiar Sahistya, kucing tidak mampu mencerna karbohidrat menjadi sumber energi secara baik, sebab energi utama kucing berasal dari protein. Saat kadar protein berkurang, kucing menggunakan lemak sebagai sumber energi.

“Lantas apa akibatnya jika kucing mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat? Karena kucing tidak dapat mencerna karbohidrat dengan baik, maka efeknya adalah gula darah meningkat secara drastis,” kata Radhiyan dalam webinar “Pentingnya Gizi Pada Anjing dan Kucing di Masa Pandemi” yang tayang di YouTube, dikutip Minggu.

Berlebihan memberikan nasi dapat mengakibatkan kasus diabetes kepada kucing, terutama kucing yang sudah menginjak usia dewasa.
Kucing memiliki sedikit enzim amilase, enzim ini penting untuk mengubah karbohidrat menjadi lebih sederhana. Dalam hal ini nasi (karbohidrat) menjadi glukosa, tapi pada kucing tidak semua karbohidrat bisa berubah jadi glukosa karena keterbatasan enzim ini.

Sehingga kelebihan karbohidrat di dalam saluran pencernaan bisa menyebabkan peningkatan fermentasi mikroba, jadi menyebabkan keseimbangan mikroba di saluran cerna terganggu yang akan menyebabkan mencret atau diare, bahkan biasanya menimbulkan bau yang kurang menyenangkan karena bau feses menjadi lebih asam. Banyaknya karbohidrat yang tidak tercerna bisa juga meningkatkan fermentasi bakteri di saluran cerna sehingga menimbulkan gas yang bisa menyebabkan kembung.

Jika ingin memberikan nasi pada kucing Anda, pastikan bahwa setidaknya 50 persen dari menu makanannya berasal dari produk daging, usahakan hingga 75 persen. Bahkan jika bahan utama menunya adalah produk daging, kandungan biji-bijian bisa lebih banyak daripada daging.

Radhiyan menjelaskan, itulah mengapa makanan-makanan hewan peliharaan dari pabrik dipisahkan berdasarkan kategri usia, yakni makanan untuk anak kucing atau anjing juga untuk hewan yang sudah dewasa.

Anak kucing atau anak anjing sebetulnya masih mendapat asupan nutrisi dari air susu induk. Organ pencernaan mereka belum berkembang sempurna sehingga butuh nutrisi berbentuk cairan.

Ketika sudah menginjak usia satu hingga dua bulan, mereka bisa belajar makan selain air susu. Berikan makanan yang ukurannnya kecil dan lembut agar anak anjing atau kucing tidak kesulitan memakannya. Setelah berusia dua hingga tiga bulan, Anda bisa mulai memberikan makanan dengan tekstur yang lebih padat.

Ada dua jenis makanan dari pabrik yang ditujukan untuk anjing dan kucing, yakni makanan kering dan makanan basah. Dia menjelaskan, makanan basah punya kandungan air yang lebih tinggi tapi dari segi nutrisi kandungan dalam makanan kering lebih tinggi.

Jika Anda memilih untuk memberi makanan hewan peliharaan yang diproduksi pabrik, berikan sesuai dengan kebutuhan. Jangan berikan makanan anjing kepada kucing.

Radhiyan menuturkan, formulasi pakan untuk kucing dan anjing berbeda jadi berikanlah makanan sesuai dengan jenisnya. Bagi pemilik kucing yang memilih untuk memberikan makanan anjing karena harga biasanya lebih murah, ada dampak negatif yang nantinya bisa terjadi, yakni masalah kesehatan mata dan jantung pada kucing.
Makanan kering atau dryfood yang dijual secara bebas memang mengandung sumber karbohidrat dan juga sebagai sumber protein nabati biasanya jagung dan kedelai. Fungsinya untuk memenuhi sumber protein dan sumber energi pada bahan makanan. Walaupun pada proses pembuatannya memang telah diformulasikan khusus dan sesuai dengan kebutuhan minimal kucing.

Namun tetap saja penting untuk mencampurkan makanan kering dengan sumber protein hewani yang sebenarnya seperti ikan, ayam, dan daging. Hal ini juga membuat kucing tidak bosan pada makanan, karena kebosanan pada makanan bisa juga membuat nafsu makan menurun.

Sumber protein seperti daging, ayam, ikan memang merupakan bahan makanan yang tidak murah. Untuk diri sendiri saja belum tentu setiap hari bisa makan protein hewani. Namun, karena memang kucing penting untuk konsumsi protein hewani, kita bisa menyiasatinya dengan mencampurkan protein hewani dalam pakan.

Misalnya dengan memberikan jeroan ikan maupun jeroan ayam dan lainnya di sela waktu makan. Jika biasanya dalam satu hari memberikan makan 3 kali makanan kering komersial, maka bisa diganti dengan 2 kali makanan kering, 1 kali memberikan ikan maupun jeroan nya, ataupun jeroan ayam. Jangan lupa untuk selalu menyediakan air bersih untuk hewan peliharaan, sebab 90 persen kadar air dalam tubuh anjing dan kucing didapatkan dari makanan dan minuman yang dimakan. Jangan biarkan hewan peliharaan meminum air dari sumber yang kotor, seperti kolam ikan atau air di kamar mandi yang bisa menyebabkan diare hingga cacingan akibat air yang tidak higienis.