Imbas Corona, Huawei & UNESCO Siapkan Edukasi Online Internasional

SekolahNews — Huawei bersama UNESCO berkolaborasi menyiapkan edukasi online berskala internasional dalam. Ditengah pandemi virus corona, pendidikan harus terus berjalan.

Raksasa telekomunikasi, Huawei bersama dengan mitra-mitranya yang tergabung dalam Koalisi Edukasi Global UNESCO, yaitu UNESCO IITE dan UNESCO-ICHEI, urun rembuk dalam webinar membahas nasib sekolah atau perkuliahan di perguruan tinggi.

Lebih dari 1,5 milyar pelajar di seluruh dunia terdampak kebijakan penutupan institusi-institusi pendidikan selama pandemi COVID-19 seperti dikutip dari Detikcom, (12/4/2020).

Baca juga: Daftar E-Learning Kemendikbud, Sekolah Online untuk Mencegah Corona

Untuk meminimalisir dampak tersebut, UNESCO telah meluncurkan Koalisi Edukasi Global yang melibatkan organisasi-organisasi internasional, masyarakat sipil, dan aneka perusahaan dalam tajuk #LearningNeverStops.

Sebagai anggota dari Koalisi Edukasi Global UNESCO, Huawei telah menginisiasi program TECH4ALL untuk menghadirkan aksesibilitas terhadap pendidikan berkualitas. Huawei juga meluncurkan Learn ON Program dengan menggandeng mitra-mitra globalnya.

Dalam program ini, pendidikan berkualitas menjadi dapat diakses oleh berbagai kelompok dari berbagai wilayah selama pandemi virus Corona berlangsung.

“Sebagai bagian integral dari UNESCO, IITE dan para mitra di seluruh dunia bekerja sama saling bahu-membahu di bawah inisiasi bertajuk Combat COVID-19: Keep Learning Together, We Are on the Move!” kata Zhan Tao, Director UNESCO IITE.

Baca juga: Pendaftaran dan Seleksi Sekolah Kedinasan Ditunda Karena Corona

Mereka senang bisa berkolaborasi dengan Huawei. Mereka bisa saling berbagi pengalaman dan sumber daya untuk menggalang kekuatan mendukung jutaan pelajar yang sedang butuh bantuan kegiatan pendidikan,.

“Selama masa krisis, Huawei akan menyediakan dukungan dalam bentuk pendanaan, beragam platform terbuka, dan sumber daya-sumber daya edukasi berkualitas tinggi yang dapat didayagunakan secara cuma-cuma tanpa kami kenakan biaya,” kata Bradd Feng, Director Talent Ecosystem Development Dept., Huawei dalam rilis Huawei kepada detikINET, Minggu (12/4/2020).

Mereka juga akan menyelenggarakan berbagai aktivitas pengajaran, ujian, pelatihan, komunikasi, dan pengembangan SDM. Dengan mendukung penuh Huawei ICT Academies di seluruh dunia serta pembelajaran online, mereka berharap dapat meminimalkan kendala proses belajar siswa selama belajar di rumah.

Webinar antara Huawei dan UNESCO menghadirkan Ann Therese Ndong-Jatta, Director untuk Bureau of Education di Africa, UNESCO; Xu Xiaofei, Vice President Harbin Institute of Technology (HIT); Liu Shubo, Wakil Dekan School of Computer Science, Wuhan University; Samuel Kinuthia dari Zetech University, Kenya; Weng Kai dari School of Computer Science, Zhejiang University; Zhao Jianhua, pakar senior dari UNESCO-ICHEI, serta para pakar lainnya yang berasal dari institusi pendidikan tinggi global.

Baca juga: Resmi Berubah, Ini Jadwal UTBK dan SBMPTN 2020

Svetlana Knyazeva, pakar dari UNESCO IITE memberikan saran agar universitas-universitas, perusahaan-perusahaan besar, dan organisasi-organisasi pendidikan membuka sumber-sumber pembelajaran mereka dan menggelar kursus online yang dapat diakses secara terbuka oleh partisipan dalam jumlah yang tak terbatas (Masif Open Online Courses, MOOC) agar makin banyak lagi institusi pendidikan yang terbantu dalam melakukan edukasi online.

Terakhir, Wu Lintuo, Director Education Partnership, Talent Ecosystem Development Dept Huawei, mengungkap beberapa langkah Huawei yaitu:

  • Huawei ICT Academy Development Incentive Fund (ADIF) sebesar US$5 juta untuk mendukung kursus online, pelatihan online, dan eksperimen online, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi-perguruan tinggi yang menjadi mitra Huawei
  • Membuka lebih dari 130 sumber MOOC meliputi bidang-bidang canggih seperti Artificial Intelligent (AI), big data, 5G, dan Internet of Things (IoT).
  • Huawei akan menyediakan lebih dari 100 Train the Trainer (TTT) online dari April hingga Desember 2020. Diharapkan sebanyak lebih dari 1.500 guru berpartisipasi dalam pelatihan ini.
  • Huawei menargetkan 50.000 orang mengikuti pelatihan bagaimana melakukan belajar mandiri, serta kursus-kursus dan kelas-kelas secara online.