Kenali 6 Teknologi Terbaru NASA Untuk Bumi

Sekolahnews.com — Badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat (AS), NASA memang selalu menjadi inspirasi setiap orang. Selain membangun roket, satelit, dan peswat luar angkasa, ternyata ilmuwan NASA juga merancang sebuah teknologi yang bahkan bisa digunakan di Bumi.

Dalam situs resminya, Nasa menjelaskan, terdapat enam teknologi yang cocok untuk dipergunakan oleh kendaraan di bumi. Biasanya, pemanfaatan teknologi itu digunakan untuk keakurasian, kekuataan, ketangguhan, durasi dan lain-lain. 

Pengembangan teknologi ini sekaligus memberikan manfaat bagi manusia dan para pengguna mobil yang ada di bumi. Lalu apa saja teknologi yang diciptakan oleh NASA untuk bumi, berikut ini beberapa ulasan yang berhasil RRI kutip dari website www.thedrive.com pada Selasa (8/9/2020), diantaranya:

1. Foil Penyekat Panas

Perlu diketahui, temperatur kokpit mobil balap itu panas luar biasa. Anda tidak akan merasa nyaman. Mungkin bisa disebut sebagai tempat yang brutal berdasarkan ragam alasan. Pasalnya, pada mobil balap tidak ada AC, tak seperti mobil-mobil jalan raya karena memang peruntukannya untuk motorsport.

Saking panasnya, suhu di dalam mobil balap F1 bisa sampai 55 derajat Celcius, sedangkan di mobil balap NASCAR bisa sampai 71 derajat Celcius.

Pada pertengahan 1990-an, pembalap stock car Bobby Allison mengunjung Kennedy Space Center. Nah di situ ia melihat keberadaan foil (kertas timah) yang bobotnya ringan yang difungsikan sebagai penyekat panas. Terbetik ide untuk menerapkannya pada mobil balap NASCAR.

Ia pun memasang Ford Thunderbird yang dipinjam dari Penske Racing dengan 2 kg material kertas timah itu. Waktu dipakai, suhu kokpit mobil turun sampai 10 derajat Celcius. Setelah melewati sejumlah uji coba yang dilakukan Rusty Wallace, NASCAR akhirnya memberikan persetujuan material itu bisa dipakai di balapan.

2. Ban Super Elastis

NASA telah membuat ban super elastis yang tidak memerlukan udara seperti ban konvensional. Ban yang terinspirasi ban kendaraan di bulan saat misi Apollo ini dibuat menggunakan material memory alloy yang mampu menopang beban berat di medan rusak.

Ban ini memiliki traksi sangat baik dan tahan kerusakan akibat tusukan. Ban juga tidak mungkin kempis, jadi dipercaya bisa meningkatkan konsumsi bahan bakar dan keselamatan.

3. Pelapis Kaca Antiserangga

Serangga yang tertabrak di kaca depan mobil mungkin adalah hal yang biasa, namun pada kendaraan luar angkasa, jika tumpukan serangga sampai menumpuk bisa sangat berbahaya karena mampu mengurangi faktor aerdoninamik.

Solusi dari NASA yaitu pelapis epoxy yang dirancang khusus yang mencegah serangga lengket di kaca. Guna penemuan ini bukan cuma itu, NASA menjelaskan komponen juga bisa meningkatkan aerodinamika kendaraan.

4. Keergonomisan Jok Mobil

Ternyata keergonomisan kursi pada mobil itu hasil pengembangan teknologi roket NASA. Pertama kali diketahui saat astronot pertama kali boarding ke Skylab tahun 1973, postur alami badannya difoto oleh NASA. Foto itu digunakan untuk dijadikan panduan dalam membuat tata letak ruang kerja di dalam pesawat ruang angkasa.

Nissanlah yang pertama kali mengaplikasi teknologi ini ke mobil jalan raya. Pada tahun 2005, setelah pabrikan meriset postur tubuh pembalap yang kelelahan, Nissan memanfaatkan pendekatan teknologi NASA itu untuk mempelajari postur tubuh manusia. 

Setelah melakukan pengembangan beberapa tahun, pabrikan mengaplikasikan teknologi NASA itu ke jok Nissan Altima tahun 2013. Nah, jok yang dikembangkan untuk Leaf model terbaru juga dikembangkan dari teknologi ini.

5. Penyaringan Udara Canggih

Penyematan teknologi ini untuk kendaraan di jalan raya, berawal dari isu keselamatan. Jadi sejumlah bintang balap NASCAR mengeluhkan soal lemahnya keselamatan di balapan tersebut. Mereka meminta NASCAR untuk memikirkan tingkat keselamatan ke level yang lebih tinggi lagi.

NASCAR akhirnya mencarikan solusi setelah pembalap NASCAR Cup Series dan pole-sitter empat kali Rick Mast mengundurkan diri tahun 2003. Ia pensiun dini karena masalah kesehatan yang disebabkan menghirup karbon monoksida dari gas buang.

Penske Engineering menemukan terobosan teknologi yang dipakai dalam proyek NASA. Yaitu katalis udara bertekanan rendah yang awalnya dirancang untuk memperpanjang masa pakai laser karbon dioksida. Teknologi ini tidak pernah berhasil mencapai luar angkasa, tetapi sukses mencapai level teratas dalam balap stock car dan saat ini digunakan oleh para pembalap papan atas di NASCAR.

6. Indikator Baterai Kendaraan Listrik

Menurut NASA, saat industri otomotif terus beralih dari bahan bakar fosil ke teknologi hybrid atau listrik murni, perangkat monitor kesehatan baterai menjadi krusial. NASA telah menciptakan teknologi Battery Health Monitoring (BHM) yang secara akurat membaca kondisi status pengecasan, sisa energi baterai, dan jadwal penggantian karena soak.

Teknologi ini juga menjaga baterai awet serta menawarkan indikator saat penggunaan tidak bekerja sesuai standar seperti saat sedang ngebut atau berada di jalur off road.

7. Desain Gir

Komponen seperti transmisi, power window, wiper, mesin, motor listrik, ataupun setir menggunakan gir dengan desain yang berbeda-beda. NASA telah menciptakan gir khusus yang bisa diaplikasikan untuk berbagai macam sistem mekanis.

NASA mengklaim desain gir itu sebagai terobosan arsitektur mekanis yang menghasilkan komponen dengan bobot lebih rendah, ukuran lebih kecil, dan lebih irit biaya produksi sementara meningkatkan performa dan ketahanan beban.

8. Sensor Akurat Masalah Mesin

Saat mengembangkan sensor buat monitor mesin turbojet, ilmuwan NASA menyadari telah membuat perangkat revolusioner. Menurut NASA mereka sudah menemukan alat ringkas, efisien, kuat, dan mudah diinstal dengan akurasi tinggi dan analisa langsung.

9. Mobil Listrik 180°

Modular Robotic Vehicle (MRV) yang digunakan NASA pada misi bulan merupakan kendaraan listrik yang bisa dipakai di area perkotaan atau kompleks industri. MRV punya perangkat seperti otak manusia yang mengubah perintah kontrol pengemudi menjadi sinyal elektrik.

Sinyal itu kemudian ditransmisikan melalui kabel ke sistem gerak untuk mengontrol mesin, kemudi, dan pengereman. MRV punya empat modul independen yang mampu membuat setiap ban memutar 180°. Menurut NASA desain ini bisa sangat membantu mobil saat parkir di tempat sempit.

10. Sensor Tekanan Ban

Setelah pesawat ruang angkasa mengorbit, Ia tentunya harus kembali lagi ke bumi. Pada saat mengorbit, secara otomatis ban pesawat ulang-alik ruang angkasa secara tidak digunakan karena Ia terbang jauh di atas atmosfir.

Namun, pesawat tersebut harus kembali lagi ke bumi. Nah, agar bisa kembali lagi mendarat ke bumi dengan selamat, ban pesawat ruang angkasa harus tetap terjaga prima. Jangan sampai pas mendarat, kondisi ban tidak dijaga, malah menimbulkan musibah yang lebih besar lagi dan mencelakakan misi.

Untuk menjaga agar tekanan ban pesawat tetap terdeteksi setiap saat, pada tahun 1990, NASA mengontrak sebuah perusahaan elektronik kecil untuk mengembangkan sensor tekanan ban mandiri yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Dari hasil pengembangan itu, perusahaan tersebut menyadari bahwa teknologi tersebut dapat diaplikasikan pada industri otomotif.

Kini derivative dari sensor tersebut dapat ditemukan pada jutaan ban mobil di seluruh dunia. Dan hasilnya, silent protector itu bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia dari insiden pecah ban karena tekanan udara kurang.