PLTS Terbesar di Asia Bakal Ada di Bandung Barat

Sekolahnews.com – Pembangkit listrik tenaga surya atau di singkat PLTS adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan fotovoltaik dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya.

Fotovoltaik mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor.

Indonesia atau tepatnya di Jawa Barat, akan ada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung pertama di Indonesia. PLTS ini juga bakal jadi PLTS terbesar di Asia. Lokasinya ada di Waduk Cirata.

Baca juga: SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu Pasang Listrik Tenaga Surya

Diberi nama PLTS Terapung Cirata, infrastruktur ini dibangun oleh anak perusahaan PT PLN, yaitu PT Pembangkit Jawa-Bali Investasi (PJBi) yang bermitra dengan Masdar. Masdar ini merupakan perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA).

Untuk kepemilikan sahamnya, PLTS ini dimiliki PJBi sebanyak 51 persen dengan konsorsium bernama PT Pembangkitan Jawa-Bali Masdar Solar Energi (PSME). Sedangkan Masdar bakal memiliki 41 persen saham. Nilai investasi untuk pembangunan PLTS ini mencapai 129 juta dollar Amerika Serikat.

“Ini salah satu proyek solar panel yang terbesar di Asia Tenggara, besarannya adalah 145 megawatt. Ini adalah betul-betul pembangkit listrik yang ramah lingkungan,” kata Sekda Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmadja.

Pembuatannya merujuk pada Persetujuan Paris, yaitu sebuah persetujuan dalam kerangka United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) untuk mengawal emisi karbondioksida yang efektif mulai berlaku pada 2020 ini.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan proyek PLTS terapung itu adalah bagian dari upaya menggali potensi tenaga surya di Indonesia. Potensi yang ada di Indonesia pun sangat besar, yaitu mencapai 207 gigawatt (GW).

Meski besar, sejauh ini pemanfaatan energi surya baru mencapai 150 megawatt (MW). Dengan pemanfaatan melalui PLTS terapung tersebut, ia berharap pemanfaatan energi surya bisa memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai target bauran EBT nasional.

“Pengembangan PLTS Terapung Cirata ini merupakan salah satu dari 16 kerja sama yang telah disepakati antara Indonesia dengan UEA. Kami harap proyek ini jadi inspirasi perusahaan besar lainnya untuk kontribusi dalam pemanfaatan energi baru terbarukan, khususnya surya,” tutur Dadan.

Khusus untuk PLTS Terapung Cirata, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, di antaranya memanfaatkan area waduk, meningkatkan bauran EBT, dan memenuhi permintaan listrik di sistem Jawa.

Baca juga: SMAN 1 Demak Memiliki Pembangkit Listrik Sendiri

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia sendiri sudah mengembangkan PLTS Atap yang dilakukan oleh PT Indonesia Power, seperti di  Bali extension sebesar 450 kWp, Mrica 250 kWp, dan Saguling 300 kWp dengan target Commercial On Date (COD) pada Juni 2020, pembangkit Grati sebesar 4.750 kWp dan Semarang 1.450 kWp dengan target COD pada September 2020. 

Selain kelima pembangkit tersebut, Indonesia Power juga akan bekerjasama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. untuk pengembangan PLTS di ruas tol Bali-Mandara sebesar 25 MW (megawatt).