“Rumah Merah Putih”, Film Inspiratif Tentang Cinta Tanah Air

SekolahNews — Alenia Pictures siap menayangkan film “Rumah Merah Putih”, film terbaru yang menceritakan tentang kehidupan anak-anak Nusa Tenggara Timur dan kecintaan mereka kepada tanah air.

Film yang disiapkan untuk tayang 20 Juni 2019 ini menampilkan anak-anak asli Nusa Tenggara Timur, dua diantaranya adalah Petrick Rumlaklak dan Amori De Purivicacao. Bintang lainnya adalah Pevita Pearce, Yama Carlos, Shafira Umm, Abdulrahman Arif, dan debutan Dicky Tatipikalawan.

Baca juga: Duet Edwin & Ladya Cheryl di Film “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”

Film “Rumah Merah Putih” yang didukung oleh Bank NTT disutradarai dan diproduseri oleh Ari Sihasale, dan executive producer Nia Zulkarnaen. Penulisan skenario oleh Jeremias Nyangoen yang menulis berdasarkan kisah nyata yang terjadi di Nusa Tenggara Timur.

Syuting dilakukan di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara, dengan anak-anak kecil yang diperankan oleh anak-anak asli Nusa Tenggara Timur.

Sebelum diputar di Jakarta pada 17 Juni 2019, film “Rumah Merah Putih” mengadakan Gala Premiere di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Berlangsung pada Sabtu, 1 Juni di Lippo Plaza Kupang acara ini menjadi spesial karena Kupang menjadi kota pertama yang menonton film “Rumah Merah Putih”. Sekitar seribu penonton menghadiri pemutaran film dan meet and greet bersama cast dan filmmakers.

Viktor Bungtilu Laiskodat (Gubernur Nusa Tenggara Timur) menyampaikan, “Saya ucapkan terima kasih kepada Ale dan Nia yang luar biasa telah menginisiasi untuk melakukan produksi sebuah film kebangsaan di saat sebagian anak bangsa berpikir menolak Pancasila sebagai ideologi. Saya merasa bangga dan akan mendukung terus film ‘Rumah Merah Putih’ sebagai alat pemersatu keberagaman.”

Film Rumah Merah Putih berkisah tentang Farel Amaral dan Oscar Lopez tinggal di perbatasan NTT – Timor Leste. Meskipun hidup dengan kesederhanaan, rasa cinta mereka terhadap tanah air sangatlah dalam.

Kisah berawal dari satu minggu menjelang perayaan 17 Agustus ketika empat sekawan Farel dan Oscar beserta Anton dan David mereka akan mengiktui lomba panjat pinang yang meriah.

Namun bukannya bersatu mereka berdebat hadiah mana yang harus diambil duluan. Mereka gagal dan kemudian menyalahkan satu sama lain. Masalah semakin rumit ketika dua kaleng cat merah putih milik Farel hilang entah kemana.

Takut dimarahi ayahnya, Farel, Oscar, dan teman-temannya berupaya mengumpulakn uang untuk membeli cat pengganti yang hilang. Namun tidak cukup itu saja masalah mereka, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa stok cat merah putih sudah habis karena perayaan 17 Agustus sudah semakin dekat. Perjalanan Farel, Oscar, dan teman-temannya untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus menjadi cerita utama film.

Film ini menandai kembalinya Alenia Pictures setelah lima tahun lalu membuat film film Seputih Cinta Melati. Menurut Nia Sihasale Zulkarnaen, “Sekarang waktunya pas. Film Alenia dibuat untuk semua umur. Paling cocok kalau ditayangkan selama liburan. 5 tahun belakangan jadwal liburan selalu bersamaan dengan bulan Ramadhan, maka kami menunda dulu.

Karena Ramadhan orang pasti lebih fokus beribadah daripada ke bioskop. Setelah lebarantahun lalu, kami memutuskan mulai bergerak lagi. Dari bulan Agustus sudah mempersiapkan produksi dengan cerita yang sebetulnya sudah kami punya empat tahun lalu.”

Baca juga: Menegangkan! Teaser Trailer KKN di Desa Penari

Rencananya film ini akan menjadi awal ‘trilogi perbatasan’ yang nantinya juga akan membahas kehidupan perbatasan di Papua dan Kalimantan. Melalui film-film ini akan diperlihatkan kehidupan di perbatasan yang sekarang sudah jauh lebih baik dari di masa lalu.

Dengan bangga Alenia Pictures menyampaikan bahwa film ini seluruhnya dikerjakan anak bangsa, setelah sembilan film akhirnya ini film pertama yang total semua pekerjanya dari negeri sendiri. Dari Indonesia untuk Indonesia.

Film ‘Rumah Merah Putih’ akan tayang pada 20 Juni 2019 di bisokop seluruh Indonesia.