Sarapan Gratis untuk Mereka yang Membutuhkan

SekolahNews — Jakarta, Pemerintah provinsi DKI Jakarta menyediakan sarapan gratis untuk siswa kurang mampu. Kecukupan gizi pada anak sekolah menjadi faktor penting yang mempengaruhi kemampuan belajar.

Melalui Peraturan Gubernur Nomor 9 Tahun 2019 tentang Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah Pada Satuan Pendidikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyediakan makanan tambahan bagi anak sekolah melalui program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS).

Mereka yang berhak mendapatkan makanan bergizi gratis adalah pelajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) Negeri, Sekolah Luar Biasa (SLB) di daerah berkategori miskin di Jakarta, dari Senin hingga Jumat.

Baca juga: Males Sarapan ? Ini Dampak Buruknya

Dalam APBD DKI 2019, kegiatan ini dianggarkan di Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) SD. Di Jakarta Pusat anggarannya Rp 34,5 miliar, di Jakarta Utara Rp 58,2, Jakarta Barat Rp 105,7 miliar, Jakarta Selatan Rp 62,6 miliar, Jakarta Timur (hanya wilayah 1) Rp 53,5 miliar, dan Kepulauan Seribu Rp 1,3 miliar. Sementara itu, untuk PAUD anggarannya Rp 5,2 miliar dan SLB Rp 3,7 miliar

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, banyak anak yang tak mengonsumsi sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Padahal, sarapan penting untuk memberikan energi untuk menjalani aktivitas sepanjang hari.

“Banyak sekali anak-anak dari keluarga, khususnya yang secara sosial ekonomi itu rendah, berangkat sekolah tanpa ada sarapan. Angkanya bervariasi tapi cukup tinggi, bahkan di studi beberapa tahun yang lalu itu lebih 30 persen anak berangkat ke sekolah tanpa ada sarapan,” kata Anies, seperti dimuat di Kompas.com, Jumat (5/4/2019).

Baca juga: Serunya Peringatan Sumpah Pemuda di SMAN 93 Jakarta
Paket dan Jenis Makanan

Tahun 2019 ada 29 jenis paket makanan senilai Rp 10.890 per anak yang disediakan oleh program PMTAS.

Misalnya saja roti dan jeruk, sandwich isi telur dan duku, pisang dan telur rebus, nagasari dan apel, roti dan pisang, jasuke dan salak, risoles isi sayuran dan sawo, lemper isi ayam dan lengkeng, martabak telur dan rambutan, kroket singkong isi sayur dan apel, kue wortel dan manggis, serta puding buah dan jambu air.

“Sekolah atau komite bebas memilih menu sesuai dengan kemampuan komite dalam menyediakan menu-menu tersebut,” kata Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Dinas Pendidikan DKI Jakarta Ida Nurbani.

Baca juga: 2020 DKI Jakarta Terapkan Kurikulum Basket di Sekolah

“Program PMTAS sudah menjangkau 53 kelurahan di Jakarta dengan mempertimbangkan faktor sosial ekonomi,” ujar Anies.

Sekolah yang tersebar di 53 kelurahan tersebut terdiri atas 75 taman kanak-kanak dan taman pendidikan Al-Quran dengan jumlah 5.304 murid, 375 sekolah dasar (SD) negeri dengan peserta 137.718 murid, dan sembilan sekolah luar biasa (SLB) dengan peserta 1.700 murid.

Ditinjau persebarannya, SDN dalam program PMTAS berada di Jakarta Utara (54), Jakarta Barat (134), Jakarta Pusat (52), Jakarta Timur (61), Jakarta Selatan (71), dan Kepulauan Seribu (3).

“Ke depannya, pelaksanaan program itu akan terus dikembangkan agar bisa menjangkau seluruh wilayah dan semua sekolah di ibu kota,” kata Anies.