3 Cara Mudah Kenalkan Kepedulian Sosial kepada Remaja

Di zaman now, membesarkan anak dengan prestasi akademis yang baik memang tidak mudah. Tapi, sebenarnya ada yang lebih sulit dari itu. Yakni,Mengajarkan kepribadian dengan kepedulian sosial yang tinggi.

Kepedulian anak terhadap sesama di zaman modern ini cenderung kurang. Saat ini, teknologi yang semakin maju justru membuat anak terpaku pada gagdet seperti laptop dan telepon pintar. Tayangan televisi yang seringkali menampilkan adegan kekerasan juga memberikan dampak negatif.

Padahal orang yang terbiasa membantu orang lain di sekitarnya akan memandang hidup mereka dengan cara positif dan memiliki harapan besar untuk masa depan mereka.

Baca juga: Pemberdayaan Generasi Muda dalam Pelestarian Sungai Ciliwung

Peduli sosial dapat dikatakan sebagai ketertarikan untuk ingin membantu dan menolong orang lain. Untuk itulah nilai yang terkandung dalam kepedulian sosial menjadi penting untuk dimiliki remaja.

Nilai kejujuran, kasih sayang, rendah hati, keramahan, dan kebaikan yang ada dalam kepedulian sosial sangat dibutuhkan sehari-hari dalam berinteraksi sosial. Rasa peduli dan sikap kepedulian ini dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada di sekitarnya. Kondisi lingkungan terdekatlah yang sangat mempengaruhi tingkat kepedulian seseorang. Lingkungan terdekat itu adalah keluarga, teman-teman, dan lingkungan tempat anak dibesarkan.

Lantas, bagaimana caranya untuk menumbuhkan kepedulian remaja? Tiga langkah berikut bisa Ayah-Bunda coba:

Pertama, ajak remaja ke lembaga sosial

Orangtua pada umumnya lebih banyak cuek dengan anak remaja. Menganggap bahwa anak remaja sudah mengerti arah hidupnya tidak seperti masa kanak-kanak. Padahal remaja masih butuh arahan dan bimbingan orangtua.

Tidak semua anak remaja tahu tentang lembaga sosial sehingga orangtua perlu mengenalkan tentang lembaga sosial. Ajak remaja observasi dan buat ia merasa empati terhadap peristiwa yang terjadi pada lembaga sosial tersebut. Rasa empati remaja akan tinggi apabila orangtua juga terlibat dalam membantu lembaga sosial tersebut.

Kedua, kenalkan sosok pahlawan

Pelopor dari pemuda yang bisa menginspirasi perlu dikenalkan pada remaja agar mereka merasa ada sosok pemuda yang hebat sehingga anak ingin mencontohnya. Seorang perawat yang menyapa pasien dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang adalah peduli sosial, karena perhatian perawat telah membantu mengobati pasien.

Aksi para relawan peduli bencana yang dapat dilihat dari perannya saat banjir dan longsor ataupun kebakaran yang sering dialami negeri kita saat ini. Mereka berani berkotor-kotor dengan risiko di lapangan dan mau menghibur korban bencana yang mengalami trauma.

Ketiga, ikutkan dalam kegiatan sosial

Bakti sosial yang menjadi identik dalam ektrakulikuler pramuka dapat dijadikan contoh sebagai kegiatan sosial yang dapat diikuti anak. Selain itu di lingkungan rumah seperti kegiatan di masjid, sedekah dengan yatim piatu, dan kegiatan sosial lainnya. Yakinkan remaja bahwa membantu adalah sebuah kewajiban.

Hidup tidak sepenuhnya milik kita saja. Tapi, kita butuh orang lain sewaktu-waktu. Saat kita sedang kesulitan, dilanda bencana, dan merasa bersedih pasti membutuhkan orang lain. Apalagi saat jauh dari keluarga, butuh sosok teman dan orang-orang yang mau membantu.

Faktor paling utama dari lingkungan keluarga yang sangat berpengaruh besar untuk tingkat kepedulian sosial yang remaja. Cara kedua orangtua mengajarkan anaknya untuk memiliki jiwa peduli nantinya akan menjadikan remaja tersebut memiliki nilai kepedulian sosial yang tinggi.

Baca juga: Inspirasi 7 Milenial Sukses Bangun Startup

Dampak positif memiliki kepedulian sosial, di antaranya menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan, terjadinya hubungan batin yang akrab, menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya, menciptakan kondisi pertemanan yang kuat dan harmonis, serta menghilangkan rasa dengki dan dendam.

Kepedulian sosial dapat menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya karena kedua hal tersebut dipandang sama. Bukan hanya orang kaya yang dapat membantu orang miskin namun orang miskin pun dapat membantu orang-orang yang memerlukan bantuan mereka. Serta dapat menghilangkan rasa dengki dan dendam karena dari kepedulian sosial seseorang dapat mengerti dan memahami keadaan orang lain dengan sebenar-benarnya.

(Titi Anisatul Laely – Dosen IBN Tegal dan Mahasiswa Program Doktor Studi Islam Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Sumber: Sahabat Keluarga Kemendikbud