Begini Adab Orangtua terhadap Anak

Tidak hanya anak yang memiliki kewajiban terhadap orangtua. Orangtua pun meiliki tanggung jawab yang besar dan kewajiban terhadap anak yang harus dilakukan, sehingga orangtua tidak dapat berbuat bebas kepada anaknya.

Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana disebutkan dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 444) setidaknya ada lima (5) adab orangtua terhadap anak-anaknya sebagai berikut:

أداب الوالد مع أولاده: يعينهم على بره، ولا يكلفهم من البر فوق طاقتهم، ولا يلح عليهم في وقت ضجرهم ولا يمنعهم من طاعة ربهم، ولا يمن عليهم بتربيتهم.

Artinya: “Adab orang tua terhadap anak, yakni: membantu mereka berbuat baik kepada orang tua; tidak memaksa mereka berbuat kebaikan melebihi batas kemampuannya; tidak memaksakan kehendak kepada mereka di saat susah; tidak menghalangi mereka berbuat taat kepada Allah SWT; tidak membuat mereka sengsara disebabkan pendidikan yang salah.”

Dilansir dari NU Online, pada Jumat (19/7/2019), kutipan diatas dapat diuraikan kelima adab orang tua kepada anak-anaknya sebagai berikut:

  • Membantu anak-anak bersikap baik kepadanya

Sikap anak kepada orangtua sangat dipengaruhi sikap orangtua terhadap anaknya, terlebih lagi anak-anak cenderung meniru perbuatan orangtuanya. Ketika orangtua berbuat baik kepada anak mereka, sesungguhnya orangtua juga sedang mendidik anak-anak mereka untuk menjadi anak yang baik pula.

  • Tidak memaksa anak-anak berbuat baik melebihi batas kemampuannya

Memahami psikologi anak merupakan hal yang penting bagi orangtua. Tidak bijak jika orang tua memaksakan kehendaknya terhadap anak mereka. Misalnya terus mendesak anak agar mendapat peringkat satu di kelas, padahal kemampuannya kurang mendukung. Biarkan anak-anak menjalani kehidupannya sesuai dengan fase-fase perkembangan mereka.

  • Tidak memaksa anak-anak saat susah

Seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa merasakan susah, misalnya saat kehilangan sesuatu yang menjadi kesayangannya. Pada saat itu seharusnya orangtua dapat memahami psikologi anak dengan tidak menambahi beban mereka. Justru seharusnya orangtua menghibur dan membesarkan hati anaknya, bahwa Allah akan mengganti sesuatu yang hilang dengan sesuatu yang lebih baik.

  • Tidak menghalangi anak-anak untuk berbuat taat kepada Allah SWT

Orangtua dilarang menghalangi anak-anak ketika mereka bermaksud melakukan ketaatan kepada Allah SWT, misalnya, berlatih puasa sunah Senin-Kamis. Tetapi memang orangtua perlu memberi arahan bahwa beberapa orang diperbolehkan tidak berpuasa misalnya, ketika kondisi anak sedang sakit. Tapi orangtua tetap harus menjelaskan bahwa puasa Ramadhan memang harus diganti apabila ditinggalkan, sedang puasa sunnah tidak harus diganti.

  • Tidak membuat anak-anak sengsara disebabkan pendidikan yang salah

Mendidik anak sebaik-baiknya merupakan salah satu kewajiban terbesar orangtua. Apabila orangtua tidak cukup membekali anak dengan ilmu dan ketrampilan yang diperlukan dan malahan memanjakannya, dapat membuat anak sengsara dalam hidupnya. Anak jadi bodoh dan tidak mandiri dalam banyak hal sehingga tidak bisa menolong dirinya sendiri apalagi orang lain.

Menurut Ustadz Khalid Basalamah, tidak ada istilah durhaka orangtua terhadap anak, tapi tetap orangtua akan berdosa jika tidak memenuhi kewajibannya terhadap anak.

“Orangtua yang membengkalaikan kewajibannya terhadap anak itu dosa. Dalam hadits yang sohih menurut Rasulullah SAW, ‘cukuplah dosa seseorang yang membengkalaikan kewajiban nafkahnya atau perlindungannya,’ di sini dia berdosa jika tidak memberikan kewajiban itu,” jelasnya.

Penjelasan diatas merupakan adab atau etika minimal yang perlu dilakukan setiap orang tua kepada anak-anaknya. Demikianlah Imam Al-Ghazali memberikan resep kepada kita untuk menjadi orangtua yang baik agar anak-anak kita menjadi anak yang baik pula. (DRM)

Sumber: muslim.okezone.com

1,050 thoughts on “Begini Adab Orangtua terhadap Anak