Contoh Akulturasi Budaya, Bahasa, dan Bedanya dengan Asimilasi

Sekolahnews.com – Akulturasi adalah dua atau lebih budaya dalam satu kelompok masyarakat yang saling bersinergi. Seperti dijelaska Pether Sobian dalam buku berjudul Pengantar Antropologi, sinergi ini menciptakan kebudayaan baru.

Tentunya budaya tersebut tidak menghilangkan adat, norma, dan kebiasaan atau jati diri penduduk asli. Hal senada dijelaskan Koentjaraningrat yang dikutip dalam buku berjudul Akulturasi Lintas Zaman di Lasem.

Pengertian akulturasi

Adalah proses sosial yang terjadi dalam masyarakat. Proses ini terjadi jika ada kebudayaan dalam masyarakat yang dipengaruhi hal baru. Kebiasaan atau norma baru ini perlahan diterima dalam budaya masyarakat.

Adanya akulturasi menjadi budaya Indonesia makin unik dan beragam. Penerapan akulturasi dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam bidang budaya dan bahasa.

Contoh Akulturasi Budaya
1. Kereta Singo Barong
Kereta Singo Barong yang dibuat pada tahun 1549 adalah bukti hubungan akrab Cirebon dengan bangsa lain. Wajah kereta merupakan gabungan wujud gajah dengan belalainya, naga, dan buraq.

Gajah adalah bukti persahabatan dengan India yang kental dengan budaya Hindu. Naga melambangkan hubungan erat denga China yang beragama Buddha. Sementara buraq adalah simbol keterkaitan Cirebon dengan Mesir yang dipengaruhi Islam.

Kereta ini dibuat Panembahan Losari dan pemahatnya Ki Notoguna dari Kaliwulu. Pahatan wadasan dan megamendung di kereta menjadi ciri Cirebon, dengan warna ukiran merah hijau yang khas China.

2. Keraton Kasepuhan Cirebon
Bangunan arsitektur dan interior Keraton Kasepuhan dipengaruhi gaya Eropa, China, dan Arab. Tentunya mendapat sentuhan budaya lokal yang sudah ada sebelumnya, yaitu Hindu dan Jawa.

Pengaruh Eropa tampak pada tiang-tiang yang bergaya Yunani. Arsitek gaya Eropa lainnya berupa lengkungan ambang pintu berbentuk setengah lingkaran yang terdapat pada bangunan Lawang Sanga (pintu sembilan).

Pengaruh gaya Eropa lainnya adalah penggunaan pilaster atau tampilan kolom pendukung pada dinding. Hasilnya dinding terlihat apik dengan tampilan yang menandakan tiang pendukung bangunan.

Gaya bangunan Eropa juga terlihat jelas pada bentuk pintu dan jendela pada bangunan bangsal Pringgondani. Jendela bangunan berukuran lebar dan tinggi serta penggunaan jalusi sebagai ventilasi udara.

3. Barongsai
Kesenian Barongsai berasal dari kebudayaan Tionghoa yang berakulturasi dengan kesenian lokal. Dikutip dari laman Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Kemendikbud Ristek, barongsai hanya dikenal di Indonesia.

Barongsai berasal dari kata barong dan sai yang merupakan bahasa Indonesia dan Hokkian. Barong dan sai sama-sama berarti singa, yang menjadi simbol keberanian, kekuatan, kebijakan, dan unggul.

Di negara asalnya, barongsai dikenal sebagai wu shi atau lion dance. Tariannya dipercaya bisa mengusir roh jahat, memberikan kemakmuran, dan keungguan. Barongsai biasanya diiringi gerakan dan musik yang meriah.

4. Upacara tradisi kematian (Ngalle Allo)
Ngalle Allo di kelurahan Malakaji merupakan budaya yang tidak pernah absen dilaksanakan masyarakat setempat. Dikutip dari tulisan berjudul Akulturasi Budaya Lokal dengan Budaya Islam Dalam Tradisi Kematian (Ngalle Allo) di Kelurahan Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa, budaya ini telah ada sejak lama.

Bahkan Ngalle Allo diyakini sudah ada sebelum masa peerintahan Kerajaan Gowa yang dipengaruhi Islam. Ngalle Allo adalah upacara dengan syarat dan ritual yang menjadi simbol keselamatan bagi yang sudah meninggal dan keluarga yang ditinggalkan.

Upacara tradisi kematian Ngalle Allo dilaksanakan sesuai dengan pemahaman nenek moyang masyarakat setempat. Tradisi ini masih dilaksanakan di beberapa kelompok masyarakat hingga kini.

5. Kaligrafi
Dikutip dari dari tulisan berjudul Akulturasi Islam dan Budaya Nusantara, kaligrafi merupakan seni menulis yang erat kaitannya dengan Islam. Bentuk seni ini adalah huruf Arab yang ditulis dengan sangat indah, atau dirangkai menjadi siluet.

Biasanya teks-teks dari Al-Quran merupakan tema yang sering digunakan dalam seni kaligrafi ini. Media yang biasa digunakan untuk menulis kaligrafi adalah dinding masjid, mihrab, batu nisan makam, kain tenunan, kayu, dan kertas sebagai pajangan.

6. Masjid Langgar Tinggi
Dalam laman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta yang mengutip buku Akulturasi Arsitektur Masjid-masjid Tua di Jakarta (2018) oleh Ashadi dijelaskan, Masjid Langgar Tinggi kental dengan pengaruh akulturasi budaya.

Pengaruh kolonial terlihat dari dinding tebal dengan pilar batu gaya Toskan dan Dorik Yunani. Sementara gaya Timur Tengah terdapat pada bentuk dinding tembok berlubang setengah lingkaran di lantai dasar.

Sedangkan gaya arsitektur Tionghoa terdapat pada penyangga dan bentuk atap limas yang melengkung pada keempat ujungnya. Arsitektur lokal Betawi terlihat dari bentuk spiral pada jendela langgar.

Contoh Akulturasi Bahasa
Selain budaya, akulturasi juga terjadi pada bahasa lisan dan tertulis yang digunakan sehari-hari. Contoh akulturasi bahasa paling mudah terlihat dari penggunaan kata serapat di masyarakat.

Berikut contoh kata serapan di Indonesia dari beberapa bahasa dikutip dari Sambutriksa Kosakata dari Bahasa Asing karya Drs. Enuh Zaenuddin, M.A.

1. Bahasa Sansekerta
acara
angkara
buana
berita
pacara
tata surya
tuna wicara
tuna netra
putra
putri.
2. Bahasa China (Tiongkok)
anglo
bakwan
bakmi
capcay
goceng
gopek
hoki
cingcay
pingpong
encim.
3. Bahasa Arab
ayat
akad
akhirat
zakat
huruf
fitri
hakim
insaf
insan
wakaf
4. Bahasa Inggris
aktif
carter
diesel
edit
edukasi
finansial
halo
isu
modern
inovasi

Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang mirip akulturasi dengan cara kerja dan hasil berbeda. Seperti dijelaskan Poerwanti Hadi Pratiwi dalam Asimilasi dan Akulturasi: Sebuah Tinjauan Konsep, akulturasi terjadi dengan tetap mempertahankan jati diri.

Sedangkan asimilasi atau pembauran, terjadi dengan mengurangi perbedaan yang ada antar perorangan atau kelompok. Selanjutnya terjadi pertukaran unsur budaya dengan suatu kelompok menyerap adat dan norma golongan lainnya.

Hasil akhir asimilasi adalah terciptanya budaya baru yang tidak menampilkan kebudayaan semula. Proses asimilasi biasanya melibatkan golongan mayoritas dan minoritas, dengan kelompok yang lebih kecil melebur pada yang besar.

Beberapa contoh asimilasi:
1. Pernikahan antar etnis, dengan salah satu pihak mengikuti kebudayaan yang lain. Keputusan pihak yang akan melebur diserahkan pada calon pengantin.

2. Respon pendatang pada kelompok penduduk asli. Biasanya pendatang akan secepatnya melakukan penyesuaian, sehingga bisa melanjutkan kehidupan.

3. Perpaduan bentuk kesenian dari dua budaya, misal lagu dan tarian. Hal ini merupakan respon dari perpaduan budaya kelompok asli dan pendatang.(detik.com).