Masjid Al-Azhar, Terbesar Pertama Sebelum Istiqlal

Sekolahnews.com – Daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mulai dikerahkan pembangunannya pada 1950-an. Salah satu yang dibangun ialah Masjid Agung Al-Azhar.

Pemekaran wilayah Kebayoran diupayakan menjadi sebuah kota satelit baru dengan menghadirkan lanskap hijau, jalan beraspal, dan segala infrastruktur yang menunjang penduduk kota.

Berbagai fasilitas umum dan tempat ibadah di bangun di kawasan ini. salah satunya masjid Agung Al-Azhar.

Baca juga: Ini 5 Fakta Tentang Monas yang Perlu Kamu Tahu

Masjid yang terletak di pinggir Jalan Sisingamangaraja ini diprakarsai oleh 14 orang tokoh partai Masyumi. Selain masjid, sekolah Islam juga disarankan didirikan di tempat tersebut.

Atas saran tokoh ulama Indonesia dan aktivis Islam, Buya Hamka, maka disarankanlah membangun masjid terlebih dahulu.

Menurut Scott Merrillees dalam Jakarta: Potraits of a Capital 1950-1980, masjid di Kebayoran Baru ini mulai dibangun pada 19 November 1953 dan rampung pada 1958 diatas tanah milik yayasan seluas 43.755 meter2.

Dalam laporan khusus Star Weekly tahun 1959, pembangunan masjid menelan biaya sekitar Rp 6,3 juta. Sebelum bernama Masjid Agung Al-Azhar, nama masjid ini dinamakan sama dengan tempatnya berdiri yakni Masjid Agung Kebayoran Baru.

Adapun yang memberikan nama masjid ini ialah mantan Wali Kota Jakarta yang menjabat ketua Yayasan Pesantren Islam, Syamsurizal.

Barulah pada 1960, namanya berganti menjadi Masjid Agung Al-Azhar. Saat itu yang memberikan nama ialah Rektor Universitas Al-Azhar, Mesir, Prof. Dr. Mahmoud Zakzouk.

Penamaan ini merujuk pada pencapaian Buya Hamka yang dianugerahi gelar doktor kehormatan oleh Universitas Al-Azhar.

Karena lebih dulu dibangun sebelum Masjid Istiqlal, Masjid Agung Al-Azhar sempat menyandang status masjid terbesar di Jakarta.

Masjid Agung Al-Azhar juga berpredikat masjid dengan kubah pertama di Indonesia yang didesain dengan beton bertulang.

Posisi bangunan Masjid Agung Al-Azhar miring, tidak tegak sejajar dengan Jl Sisingamangaraja.

Alasan dibuat miring karena masjid menyesuaikan dengan arah kiblat yang berada di barat laut.

Baca juga: “Nagari Tuo Pariangan”, Pernah Termasuk Desa Terindah di Dunia

Tidak hanya sebagai sarana untuk ibadah, pada tahun 1962 Masjid ini turut andil dalam membangun serta mendidik pemuda pemudi islam, dengan menyelenggarakan beragam kegiatan, antara lain Pramuka Gugus Depanserta Pendidikan Islam Al-Azhar atau disingkat PIA.

Masjid Agung Al-Azhar mendirikan lembaga pendidikan formal sejak tahun 1967dengan TK Islam Al-Azhar sebagi permulaan. Dan secara bertahap didirikan SDIA hingga Universitas Al-Azhar Indonesia pada tahun 2000

Masjid Agung Al-Azhar sendiri ditetapkan sebagai salah satu dari 18 situs tapak sejarah perkembangan kota Jakarta dan cagar budaya nasional pada 19 Agustus 1993. (Sumber:goodnewsfromindonesia.id).