Sekolah Tatap Muka, Wajib Persetujuan Orang Tua
Sekolahnews.com – Sejumlah sekolah di Kota Malang menengah atas mulai menggelar sekolah tatap muka. Salah satunya SMAN 9 Malang, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Proses pembelajaran tatap muka di sekolah tersebut dilakukan secara bertahap sehingga diikuti puluhan siswa kelas X dan XII saja.
“Pembelajaran tatap muka tahap pertama ini rata-rata diikuti 72 siswa per hari. Mereka masuk secara bergantian, dengan waktu pembelajaran mulai pukul 07.00 hingga 11.15 WIB,” kata Kepala SMAN 9 Malang, Sri Setyawati dalam keteranganya, Selasa (3/11/2020).
Baca juga: Nadiem: Sekolah Tatap Muka Harus Patuhi Protokol Kesehatan
“Untuk siswa kelas X hanya satu kelas, siswa kelas XII juga satu kelas. Jadi masing-masing kelas 36 siswa. Di tahap kedua nanti kita ikutkan kelas XI juga,” imbuhnya.
Namun, bagi siswa yang mengikuti diharuskan membawa surat izin tertulis dari orang tua.
Jika, siswa tidak diizinkan orang tua, maka siswa yang bersangkutan tetap mengikuti proses pembelajaran secara daring.
“Bagi siswa yang sakit juga tidak diperkenankan masuk sekolah. Siswa yang masuk juga wajib membawa dia masker dan memakai fafe shield,” tutur Sri.
Dikarenakan waktu sekolah terbatas, kata Sri, maka mata pembelajaran yang diajarkan hanya mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa secara mandiri di rumah.
Untuk peminatan MIPA misalnya, hanya diajarkan mata pelajaran matematika, fisika, dan sejenisnya, sedangkan peminatan IPS diajarkan mata pelajaran Matematika, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi.
“Sementara, untuk siswa peminatan bahasa, hanya diajarkan mata pelajaran matematika, bahasa dan sastra Indonesia, bahasa dan sastra Inggris, dan bahasa asing lainnya,” ujarnya.
Baca juga: Kota Sabang Hentikan Kegiatan Belajar Tatap Muka
Dipastikan, sebelum menggelar sekolah tatap muka, SMAN 9 telah melakukan jajak pendapat atau survei pada orang tua.
Survei tahap pertama dilakukan pada Agustus lalu, hasilnya 59.2 persen orang tua mengizinkan sekolah tatap muka.
Kemudian, survei kedua dilakukan pertengahan Oktober, hasilnya 66,8 persen orang tua mengizinkan.
“Setelah jajak pendapat, pihak sekolah melakukan sosialisasi bagaimana proses pembelajaran luring dengan protokol kesehatan. Alhamdulillah orang tua berubah pikirian dan mengizinkan digelarnya sekolah tatap muka,” pungkasnya. (Sumber:rri.co.id).