Edward Jenner, Sang Penemu Vaksin Pertama
Sekolahnews.com – Vaksin adalah produk yang merangsang sistem kekebalan seseorang untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu yang melindungi orang tersebut dari penyakit tertentu.
Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh atau tindakan memasukkan vaksin ke dalam tubuh untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin biasanya diberikan melalui suntikan jarum, tetapi bisa juga diberikan melalui mulut atau disemprotkan ke hidung.
Edward Jenner, sang penemu vaksin pertama di dunia. Edward Jenner merupakan penemu vaksin cacar yang kemudian menjadi landasan pembuatan vaksin-vaksin lainnya.
Baca juga: Bioteknologi, Cabang Ilmu Pengetahuan Pembuatan Vaksin Corona
Edward Jenner, seorang dokter asal Inggris. Pelopor vaksinasi cacar dan bapak imunologi ini lahir di Berkeley, Gloucestershire, pada 17 Mei 1749. Ia anak pendeta setempat.
Pada usia 14 tahun, dia magang ke seorang ahli bedah lokal dan lalu dilatih di London. Pada 1772, ia kembali ke Berkeley dan menghabiskan kariernya sebagai dokter di kota asalnya. Edward Jenner menjadi ilmuwan paling terkenal dalam sejarah medis dan dijuluki sebagai Bapak Imunologi.
Dilansir dari Explorable, Selasa (21/7/2020), penelitian yang dilakukannya didasarkan pada studi kasus dan pengamatan klinis yang cermat lebih dari 100 tahun sebelum para ilmuwan dapat menjelaskan virus itu sendiri. Penemuan inovatifnya meletakkan dasar bagi imunologi modern hingga ia disebut sebagai The Father of Immunology.
Mula-mula, Edward Jenner mengamati para pemerah susu yang berkontak dengan cacar sapi tidak tertular cacar manusia. Cacar sapi hanya menimbulkan sedikit gejala pada para perempuan pemerah susu sapi.
Pada 1796, Edward Jenner melakukan eksperimen pada James Phipps yang berusia delapan tahun. Dia menguji teorinya, gadis pemerah susu yang menderita penyakit ringan cacar sapi tidak pernah tertular cacar, salah satu pembunuh terbesar pada masa itu.
Edward Jenner kemudian menyuntikkan cairan dari lepuhan cacar sapi seorang gadis pemerah susu di Inggris kepada anak laki-laki berusia 8 tahun. Satu lepuhan muncul di tempat olesan tersebut, tapi anak laki-laki tersebut berhasil sembuh.
Dia lalu berulang kali mencoba untuk membuat bocah tersebut kembali tertular cacar, nyatanya dia tidak pernah kembali sakit.
Baca juga: Jokowi: Saya Orang Pertama yang Akan Divaksin
Pada 1797, dia menyerahkan makalah ke Royal Society yang menjelaskan eksperimennya. Namun, idenya itu dianggap terlalu revolusioner dan membutuhkan lebih banyak bukti.
Edward Jenner meneruskan penelitiannya pada beberapa anak lain, termasuk putranya sendiri yang berusia 11 bulan. Pada 1798, hasil akhirnya dipublikasikan dan Jenner menciptakan kata vaksin dari bahasa Latin “vacca”.
Edward Jenner menjadi terkenal dan menghabiskan sebagian besar waktu untuk meneliti dan memberikan pandangan tentang perkembangan vaksin. Ia melakukan penelitian di sejumlah bidang pengobatan lainnya juga tertarik pada pengumpulan fosil dan hortikultura. Dia meninggal pada 26 Januari 1823.